4 Penyebab Breakout pada Orang Dewasa

Jerawat mungkin bukan masalah besar dibandingkan dengan kondisi pandemi, tetapi bagi sebagian orang, mereka dapat merusak mood sehari-hari. Mereka tampaknya datang entah dari mana dan muncul ketika kamu benar-benar ingin tampil terbaik, seperti untuk presentasi kerja, kencan, atau pertemuan keluarga. Lebih buruk lagi, mereka bisa terasa menyakitkan dan bahkan terasa seperti berdenyut.

Selain itu, upaya untuk menyamarkan jerawat hanya membuat mereka lebih menonjol — seolah-olah mereka membawa papan neon bertuliskan, "Lihat aku!" Dan itu hanya akan menambah rasa malu. Sekarang setelah kamu beranjak dewasa, kamu sudah lama melewati masalah yang menyebabkan jerawat remaja, bukan? Memang masa pubertas adalah penyebab umum jerawat. Sekitar 8 dari 10 praremaja dan remaja mengalaminya. Tapi hormon bukan satu-satunya yang harus disalahkan untuk jerawat yang membandel itu. Jadi, jika kamu pikir kamu meninggalkan jerawat dan noda hanya karena hormon remaja, coba pikirkan lagi deh.

Berikut beberapa penyebab breakout atau bruntusan yang mungkin jadi akar masalahnya;

Stress

Kondisi tertekan atau stres memang tidak secara langsung menyebabkan breakout, tetapi stres memberikan pengaruh besar yang memperparah jerawat. Ketika kita sedang tertekan, tubuh akan melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH). CRH memicu pelepasan sitokin inflamasi dan meningkatkan produksi minyak. Minyak berlebih dapat menyumbat pori-pori dan, bila dikombinasikan dengan peradangan, menyebabkan jerawat.

Dehidrasi

Tubuh kita membutuhkan air untuk menjaga keseimbangan fisiologisnya. Air juga dipercaya dapat membantu mengurangi jerawat dengan menjaga kulit tetap terhidrasi. Ketika kulit kita mengalami dehidrasi, itu dapat meningkatkan produksi minyak — dan terlalu banyak minyak dapat memicu munculnya breakout. Ketika dikombinasikan dengan rutinitas perawatan kulit yang mencakup pemakaian pelembab, minum lebih banyak air dapat membantu mendukung kulit lembut, menurut beberapa penelitian.

Penelitian dari 2018 juga menemukan bukti bahwa minum lebih banyak air meningkatkan hidrasi dan elastisitas kulit dalam serta mengurangi tanda-tanda kekeringan dan kekasaran. Ini mungkin lebih efektif untuk orang yang tidak minum cukup air.

Baca Juga: Tips Merawat Alat Makeup untuk Mencegah Jerawat

Rokok

Sudah jelas bahwa merokok adalah kebiasaan buruk yang mengganggu siklus alami tubuh dan menyebabkan berbagai macam kerugian lainnya. Asap rokok berbahaya bagi paru-paru dan kulit, ditambah beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok berkontribusi terhadap jerawat. Sebuah studi tahun 2009 yang dilakukan pada 1.046 wanita menemukan bahwa 82 persen dari mereka yang memiliki jerawat parah karena merokok. Para peneliti yang terlibat di dalam penelitian ini juga percaya bahwa merokok dapat mengubah komposisi dan produksi sebum, yang dapat menyebabkan breakout.

Skincare dan Makeup

Terkadang, apa yang kita anggap baik bisa menjadi hal yang buruk. Menggunakan produk perawatan jerawat secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit, peradangan, dan kulit kering. Kulit yang terlalu kering akan bereaksi dengan memproduksi lebih banyak minyak — dan minyak itu dapat menyumbat pori-pori. Lotion dan krim yang kamu gunakan mungkin menjadi penyebab breakout. Riasan berbahan dasar minyak maupun silikon, termasuk alas bedak cair dapat menyumbat pori-pori.

Disarankan untuk menggunakan perawatan topikal yang dapat bekerja untuk melawan bakteri, peradangan, dan minyak berlebih. Skincare dengan kandungan Salicylic Acid dan Retinoid topikal dapat membantu. Asam Salisilat ini merupakan kandungan alami yang berperan utama untuk membuka blokir pori-pori. Sementara retinoid topikal bekerja untuk mengurangi minyak berlebih di wajah dan membersihkan pori-pori dari sel-sel kulit mati.

Ada berbagai cara untuk mencegah jerawat, namun perlu diingat bahwa bergantung satu produk saja kemungkinan besar tidak akan mengobati jerawat kamu, tetapi kombinasi perawatan dan kebiasaan gaya hidup tepat dapat membantu kamu mendapatkan hasil kulit yang cerah dan berseri.